my work and friends

we are vertovian

we are forum lenteng
Akhirnya, sekarang Juli 2008. Sudah lima tahun Forum Lenteng berdiri. Forum yang didirikan oleh para mahasiswa jurnalistik/komunikasi dan pekerja seni ini telah menjadi ruang diskusi dan kerja kreatif kawan-kawan mahasiswa dan pekerja kreatif muda tentang persoalan sosial, politik dan kebudayaan. Untuk sebuah organisasi, usia lima tahun bukanlah usia yang muda tapi juga bukan juga usia yang dewasa. Forum Lenteng adalah forum yang sangat cair, baru dalam dua tahun terakhir bentuk organisasinya dan pengurusnya mulai berjalan dengan lebih terorganisir. Sebelumnya forum ini lebih seperti KELOMPENCAPIR (Kelompok Pendengar Pembicara dan Pirsawan) jaman Orde Baru, yang tidak mempunyai bentuk yang ajek.

Pada Juli 2003, dari diskusi sederhana di halaman rumah, Forum Lenteng menggagas untuk memproduksi proyek pertamanya yaitu Massroom Project—sebuah proyek video dokumenter tentang kota Jakarta yang berjalan selama delapan bulan. Kompilasi ini menjadi pijakan awal bersama kawan-kawan di forum dalam membuat program-program selanjutnya. Hal ini dipicu dari banyaknya respon yang positif terhadap video dokumenter ini, baik dari pemirsa di Indonesia maupun International (dari tahun 2004 hingga 2007, Massroom Project masuk dalam ajang kompetisi dan special screening di berbagai festival dunia diantaranya; Obehausen, Bilbao, Sao Paolo, Mumbai, Durban, London, New York, Rotterdam dan berbagai pameran contemporary art dunia).

Berangkat dari pengalaman Massroom Project, Forum Lenteng mencoba mencari bentuk yang pas dalam memulai program-programnya. Sambil berjalan, kami menemukan bahwa yang paling penting dalam forum ini adalah bagaimana membedah/menganalisa fenomena sosial budaya dengan menggunakan media audio visual dan fotografi sebagai alatnya. Dari sini lahir beberapa program diantaranya Videopoem Project, Video Otobiografi, Jeda Photograhy Project, Melody Fair-Proyek Dokumenter Musik, Label Project—Proyek Fotografi Fasyen, Cerpen untuk Filem dan Filem untuk Filem. Setiap proyek yang dijalankan oleh forum selalu membutuhkan waktu yang panjang, sekitar empat bulan paling minimal. Hal ini dikarenakan waktu yang dibutuhkan untuk riset, diskusi dan produksi yang memang mengharuskan kami untuk menghabiskan waktu berminggu-minggu. Ada beberapa program yang pada akhirnya tidak sampai produksi seperti proyek Video Otobiografi yang berhenti pada hasil diskusi para partisipanya saja. Ada juga proyek yang masih berjalan produksi hingga sekarang meskipun sudah hampir dua tahun berjalan. Begitulah cara kerja Forum Lenteng yang menghidupi forum ini dari sumbangan para anggotanya dan para donator.

Selain menjalankan proyek internal di lingkungan Forum Lenteng, forum ini juga melakukan berbagai workshop dan pelatihan pembuatan film pendek dan video dokumenter ke beberapa daerah di komunitas-komunitas seni dan kelompok kreatif muda sebagai sebuah usaha persebaran ide membedah/menganalisa fenomena sosial dan budaya dengan menggunakan medium audio visual. Dalam program workshop ini, Forum Lenteng bekerjasama dengan komunitas-komunitas diberbagai daerah dan organisasi nirlaba lainnya, baik dalam pengorganisasian maupun menjadi paritsipan dalam workshop/pelatihan yang dilakukan Forum Lenteng.

Pada 2008 ini, Forum Lenteng memulai melakukan pengorganisasian yang lebih terukur. Saat ini Forum Lenteng mempunyai beberapa devisi program antara lain; workshop/lokakarya, penelitian pengembangan dan dokumentasi, penerbitan (Jurnal Footage: www.jurnalfootage.net), dan produksi. Pembagian devisi ini dibentuk untuk kerja yang lebih efektif dalam menjalankan forum yang sampai saat ini mempunyai anggota dua puluh enam orang anggota aktif.

Demikianlah sedikit tentang lima tahun Forum Lenteng. Kompilasi Cerpen untuk Filem merupakan proyek pertama forum yang berdasarkan fiksi. Sebelumnya Forum Lenteng dalam membuat proyeknya selalu melalui pendekatan dokumenter, baik untuk filem/video maupun fotografi. Dari proyek ini Forum Lenteng belajar banyak tentang pembacaan karya sastra dengan berbagai perspektif ilmu-ilmu sosial dan budaya. Pembongkaran kode-kode dalam karya sastra, khususnya cerpen, memberikan kami peluang untuk menginterpretasikanya secara persoanal dan menjadikan inspirasi dalam memproduksi karya filem. Melalui proses dan diskusi yang panjang, kode-kode baru muncul dari para sutradara/penulis filem-filem dalam kompilasi Cerpen untuk Filem. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa kode sastra dalam filem mempunyai cara yang berbeda dalam menterjemahkannya. Ada ikatan-ikatan yang begitu kompleks dalam filem yang membuatnya jadi spesifik. Inilah mainan baru yang digemari oleh kawan-kawan di Forum Lenteng saat ini.



video by: adel maulana pasha
from : yang "taksa" project

Jakarta is a society with intense mobility. The mobility of the citizens inside this community goes along with the mobility of the enclosed consumer goods. But what if the principle of this mobilization is the other way around, it derives from the mobilization of items that caused the mobilization of the people in today’s society.
The supposition of the relationship between these items then assumes the relation between people in the society that goes along with it, so the entity of human being is no longer assuming the humanism, but more to the interrelation of the items paralel to it. A kind of “imaginary objectification” of the interrelation of people who takes interrelation of items. This is why then the society gets to a commodity phase which doesn’t stick to items anymore, but it has reached the entity of human beings in a society.
Human beings as commodities can be seen clearly in the mobilization behaviour of Jakarta’s citizen as today’s industrial city. Productivity as a guideline in industrial society leaves a displacement of the meaning of relationships between human beings in a society, which no longer based on inter-human relationship. Human beings are being measured based on nominal. Starting from a busy day on working hours reflected on the traffic and traffic jams on the city’s main road all day long. And so, as a city, Jakarta is the citizen’s mobilization full of shopping activities as a lifestyle, and as an identity.
Circulative mobilization of productivity until consumption as the last circulation of the industrial citizen’s chain-link, really mobilizes the society wich is paralel to the items. Human being’s awareness in the industrial era then creates “reification” or society’s alienation due to reductions of industrial economics law. This state of alienation is strengthen by the culture of mass media as the consciousness’ reference, which its circulation ends at consumption.
















viva video...viva Forum Lenteng here are we .....
record your self then society